Selasa, 28 September 2010

Menghargai Kegagalan

Banyak orang yang tak bisa menerima kegagalan dengan lapang dada. Kegagalan membuat mereka frustasi, jatuh harga diri,dan bahkan kehilangan harapan di masa depan.
Padahal yang namanya kegagalan dalam bidang apapun, seperti kata orang bijak, adalah bagian dari kehidupan, bahkan bagian dari keberhasilan itu sendiri. Dengan begitu, kegagalan bukanlah perbuatn dosa,bukan pula aib selama kita telah berusaha sebaik mungkin untuk melakukan pekerjaan itu. Bahkan kalaupun dulu kita pernah berbuat lengah dan lalai sehingga gagal,kita mempunyai kesempatan lagi untuk menebus kekagalan tersebut.

Dan itulah yang dilakukan oleh ribuan orang sukses diberbagai belahan bumi ini. Salah satu dari mereka yang pandai belajar dari kegagalan itu, bisa disebut Art Mortell, presiden direktur Systematical Archievment, sebuah perusahaan konsultan yang berkedudukan di Malibu, California, Amerika Serikat. Begitu lulus dari bangku kuliah, ia mengincar pekerjaan di IBM. Ternyatalamarannya ditolak. Namun ia tak putus asa. Pada bebrapa tahun berikutnya, ia menyiapkan diri dengan lebih baik, termasuk memburu gelar S-2.
Baru pada saat melamar yang keempat kalinya,ia diterima. Kini selain jabatannya sebagai presdir, ia juga berceramah di berbagai perusahaan besar paling inovatif di AS. Beberapa bukunya seperti World Class Selling dan The Courage to Fail, sangat dipuji orang. Bukunya yang terakhir itu telah diindonesiakan menjadi Berani Menghadapi Kegagalan.

Sejarah kehidupan Nabi Muhammad S A W sendiri, juga tidak sepi dari kegagalan. Pada awal menyerukan Islam, beliau pernah berdakwah ke kota Thaif.Di kota tersebut,dakwah beliau bukannya disambut hangat, tapi malah dimusuhi, dan bahkan ditimpuki oleh warga setempat, hingga wajah dan beberapa bagian tubuh beliau berdarah.

Selama 13 tahun Nabi Muhammad S A W berdakwah di Mekkah, bisa dikatakan hasilnya minim. Namun Beliau tidak pernah berputus asa. Nabi Muhammad S A W kemudian hijrah ke Madinah. Ditanah rantau itu, barulah beliau berhasil membina umat yang takwa. Beberapa tahun kemudian, beliau kembali ke kampung halaman untuk merebut kemenangan yang gemilang.

Dalam Al Qur'an banyak ayat yang memerintahkan kita agar tidak cepat putus asa menghadapi kegagalan diantaranya "Sesunggunya dibalik setiap kesukaran ada kemudahan" Q.S Al Insyirah 5-6.

Sesungguhnya hidup itu merupakan rentetan pergaulan antara kegagalan dan keberhasilan. Ketika bayi dan baru dapat terlentang, belajar miring, kemudian tengkurap, duduk, merangkak, berjalan, berlari, dan seterusnya. Bukanlah dari satu tahap ketahap lainnya harus berkali-kali gagal dan jatuh? tapi toh naluri kita mengatakan coba terus dan coba terus.

sumber : Republika - 30 Juni 1995

1 komentar

ela

vefy inspiratif....

Posting Komentar