Kamis, 19 Januari 2012

Siapkan Senjata Sebelum Bertempur di Forex Trading

Dalam sebuah buku tentang Forex trading pernah disebutkan bahwa 90% trader kehilangan lebih dari 75% modalnya, bahkan 10% diantaranya betul-betul kehabisan modal. Seorang teman secara berseloroh berkata, kita bisa saja untung 100% dalam waktu seminggu. Tapi bisa habis segalanya hanya dalam tempo sejam! Ruaaar binasaa....

Lalu apa yang keliru dengan para trader ini? Jangan salah, saya pun pernah mengalami kondisi seperti 90% trader ini. Berdasarkan pengalaman ada beberapa hal yang menyebabkan kegagalan di dunia forex trading.

1. Kurangnya Pengetahuan tentang Forex dan Kondisi Pasar.
Banyak para trader terutama pemula yang langsung masuk bertransaksi tanpa pengetahuan memadai. Akhir-akhir ini memang muncul beragam tawaran menggiurkan untuk berinvestasi di forex, dari rendahnya deposit yang harus disetor, mudahnya bertransaksi, sampai iming-iming menjadi kaya mendadak.

Hal inilah yang tanpa sengaja telah mempengaruhi alam bawah sadar para trader. Mereka terpacu untuk ingin cepat sukses dan kaya raya. Apalagi dengan dibumbui kisah-kisah sukses para trader.

Sekali lagi, investasi forex bukan jalan pintas untuk jadi kaya mendadak. Di balik kesuksesan para trader, ada jalan panjang berliku yang telah dilaluinya. Pastilah itu semua diraih dengan usaha keras tanpa henti. Saya yakin itu!

Karenanya, seorang trader yang berhasil selalu tetap belajar dan belajar meski profit yang didapatnya sudah konsisten. Saya punya teman trader kawakan yang senantiasa menambah pengetahuan dan mempelajari cara-cara baru walau profit tradingnya telah sangat mencukupi. Alasannya sederhana, dia harus mempelajari strategi baru untuk mengantisipasi jika pasar tidak sejalan dengan sistem tradingnya saat ini. Paling tidak, dia punya strategi-strategi cadangan.

Saya melihat sebagian besar trader sangat percaya diri untuk masuk ke live trading meski tanpa bekal ilmu yang cukup. Dengan hanya beberapa kali profit di demo trading, mereka langsung nyemplung dan membuka live account. Wah-wah… Sangat beresiko! Sebaiknya mereka menguji kemampuan tradingnya di demo account minimal 3 bulan.

Saya sarankan agar Anda senantiasa menambah pengetahuan dengan belajar dari situs-situs forex di internet. Demikian juga banyak buku tentang forex trading yang dapat dijadikan bahan referensi. Sebaiknya Anda selalu mengikuti forum dan mailing list tentang forex trading. Ini adalah cara termurah untuk mengupdate pengetahuan kita. Dan jika memungkinkan, ikutlah seminar-seminar forex atau temu trader, untuk berdiskusi tentang hal-hal baru di dunia forex.

2. Tidak adanya sistem dan strategi trading yang tepat
Sebagian pemula memulai trading tanpa sistem yang jelas. Mereka bahkan tidak tahu seperti apa trading plan? Kapan mereka menentukan masuk dan keluar pasar? Juga terkadang tujuan trading mereka sangat-sangat tidak realitis. Bagi Anda yang sudah belajar dan menambah pengetahuan tentang forex, seharusnya mampu untuk membuat sistem trading yang baik.

Beberapa trader menganggap bahwa forex trading ini bukan sebagai BISNIS yang mesti memiliki perencanaan dan target. Mereka sering memperlakukan trading seperti sebuah permainan. Pengambilan posisi tidak berdasarkan perhitungan matang, tapi lebih sekedar intuisi. Demikian halnya saat exit position. Akibatnya bisa ditebak, trading menjadi kacau balau dan tak terarah.

Berhentilah bersikap demikian. Anda harus menganggap forex trading ini sebagai bisnis pribadi. Artinya Anda harus memiliki BUSINESS PLAN. Menurut Ivan Susanto dalam bukunya Forex Trading, paling tidak harus ada enam komponen dalam rencana bisnis Anda, yaitu :
a. Visi dan Misi. Ini harus realistis, dapat dicapai, dan terukur.
b. Adanya Target. Terdiri atas dua hal, target keuntungan dan target kerugian.
c. Trading System. Memiliki sistem trading yang jelas.
d. Trading Routine. Memiliki rutinitas atau alur keja trading yang baku.
e. Personal Growth. Meliputi tiga area yang harus dikembangkan, yaitu : fisik, mental, dan otak.
f. Trading Journal. Terdapat catatan-catatan trading yang terdokumentasi.

Untuk menentukan sistem trading yang baik, seseorang harus mengujicobakan terlebih dulu di demo trading. Sistem trading tersebut mungkin berbeda antar masing-masing trader. Hal ini tergantung faktor psikologi dari trader tersebut. Misalnya, sistem trading A akan cocok untuk trader A yang cenderung suka mengambil resiko. Sementara sistem trading B mungkin lebih cocok untuk trader B yang cenderung konservatif.

Jika anda menganggap sistem trading itu baik menurut Anda dan dapat menghasilkan profit yang Anda harapkan, maka sistem itu dapat Anda pakai dalam live trading. Biasakan pula, anda menuliskan catatan yang berisi rencana trading dan hasilnya. Selanjutnya buatlah analisa kecil untuk mengevaluasi sistem trading Anda tersebut.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membuat sistem trading adalah mengikutsertakan manajemen resiko. Ini sangat diperlukan agar trading Anda dapat terkontrol dengan resiko yang masih bisa Anda terima.

3. Tidak adanya kontrol diri dan disiplin bertrading.
Pada dasarnya manusia memiliki dua sifat yang cenderung bertolak belakang pada saat melakukan trading, yaitu : ketakutan dan percaya diri berlebihan. Kedua hal ini akan berdampak negatif bagi trading Anda.

Saya memiliki seorang teman yang selalu dihinggapi kekhawatiran saat melakukan trading. Akibatnya, dia senantiasa terlalu awal dalam menutup posisi. Sehingga meski dia sudah memiliki sistem trading, tetap saja dia tidak bisa menjalankannya secara disiplin.

Di sisi lain, saya sering menemukan orang yang sangat percaya diri akan posisinya. Bahkan ketika pasar bergerak kebalikan dari pilihan tradingnya, dia masih terus mempertahankannya. Dan untuk itu, dia terus melakukan injeksi dana yang luar biasa demi mempertahankan posisi. Lantas apa yang terjadi. Jika orang tersebut punya dana besar, itu bukan masalah. Tapi bagaimana dengan orang berdana pas-pasan? Tentu saja, margin call bakal segera mengeksekusi dia.

Pelajaraan apa yang bisa dipetik dari kedua hal ini? DISIPLIN!

Ya, sebelum terjun ke live trading, seharusnya Anda memiliki sistem trading yang jelas dengan target profit & loss yang tegas. Anda tinggal mendisiplinkan diri dan mempraktekkan sesuai dengan sistem yang telah Anda buat sendiri.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kepanikan dan sifat tamak. Kepanikan sering mempengaruhi emosi saat beberapa kekalahan mendera. Hati-hati! Biasanya Anda akan loss control sehingga membuat keputusan yang menyimpang dari sistem trading Anda. Ini sangat berbahaya! Sebab keputusan yang Anda ambil biasanya bukan didasarkan pada logika akal sehat. Saran saya, jika anda mengalami kekalahan yang beruntun, berhentilah sejenak dan mulailah trading setelah emosi kembali stabil.

Di sisi lain, jika suatu saat Anda mengalami kemenangan beruntun, biasanya Anda menjadi sangat percaya diri dan cenderung besar kepala. Jika Anda tidak disiplin, kemungkinan besar Anda akan membuka posisi-posisi baru yang sebenarnya tidak terdapat dalam plan trading Anda. Ini sama bahayanya dengan kepanikan di atas. Sekali Anda menyimpang dari sistem trading Anda, maka diri Anda seolah-olah diajari untuk “menerima” penyimpangan-penyimpangan itu. Apabila itu dibiasakan, sistem yang Anda susun menjadi tidak ada gunanya lagi! Dan artinya, kebangkrutan sudah mengintai di depan mata!!!

Ada sebuah buku menarik karangan Adi Ardiyan berjudul “The Master Traders- Belajar dari Traders Sukses Dunia” yang bisa Anda jadikan pegangan untuk mengelola psikologi trading Anda. Di samping itu Anda bisa belajar dari trader-trader terkemuka dunia bagaimana mengolah emosi saat trading.

Demikianlah, jika Anda mempraktekkan ketiga hal di atas, maka Anda sudah memiliki senjata untuk menaklukkan belantara Forex dan menjadi trader yang berhasil. Paling tidak Anda tidak akan masuk dalam 90% trader yang gagal. 

0 komentar

Posting Komentar